TEKNIK PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP BUBU


TEKNIK PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP BUBU

Menurut International Standard Statistical and Calssification of Fishing Gear (ISSCFG) Bubu  termasuk kelompok Alat Perangkap. Menurut BPPI (1996), alat tangkap bubu lebih cocok dioperasikan di perairan dangkal, berkarang clan berpasir dengan keadalaman 2-7 m karena umumnya terbuat dari bambu. Bubu diletakkan pada celah karang untuk menghadang ikan yang keluar dari celah karang clan posisi mulutnya harus menghadap ke hilir mudik ikan yang berada di perairan karang.
Metode pengoperasian untuk semua jenis bubu biasannya sama, yaitu dipasang di daerah penangkapan yang sudah diperkirakan adanya stok ikan seperti ikan dasar, udang, kepiting, keong, cumi-cumi dan biota lainnya yang bisa ditangkap oleh bubu. Pemasangan bubu ada yang dipasa       secara tunggal dan juga ada yang beruntai (seperti pemasangan, rawai). Ditambahkan menurut Direktorat Jendral Perikanan (1997), cara pengoperasiaan bubu dapat dimulai antara lain pemberian umpan, selanjutnya perahu berangkat menuju daerah operasi (fishing Xrouncl) sambil mengamati kondisi perairan. Bubu dipasang di perairan karang dan merupakan habitat ikan karang. Kemudian pengangkatan bubu harus dilakukan dengan perlahan-lahan untuk memberikan kesempatan ikan dalam beradaptasi terhadap perbedaan tekanan air dalam perairan.
















Cara pertama, bubu dipasang secara terpisah (umumnya bubu berukuran besar), satu bubu dengan satu pelampung. Cara kedua dipasang secara bergandengan (umumnya bubu ukuran kecil sampai sedang) dengan menggunakan tail utama, sehingga cara ini dinamakan "longline trap". Untuk cara kedua ini dapat dioperasikan beberapa bubu sampai puluhan bahkan ratusan bubu. Biasanya dioperasikan dengan menggunakan kapal yang bermesin serta dilengkapi dengan katrol. Tempat pemasangan bubu dasar biasanya dilakukan di perairan karang atau diantara pemasangan bubu dasar biasanya dilakukan di perairan karang atau diantara karang-karang atau bebatuan.
Menurut Martasuganda (2002), waktu pemasangan (setting)dan pengangkatan (hauling) ada yang dilakukan pagi hari, siang hari, sore hari, sebelum matahari tenggelam. Lama perendaman bubu di perairan ada yang hanya direndam beberapa jam, ada yang direndam satu malam, ada juga yang direndam tiga sampai dengan empat hari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSTRUKSI PEMATANG KOLAM TANAH

PEMBUATAN SADURAN

Kartu KUSUKA