TEKNIK PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP BUBU
TEKNIK
PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP BUBU
Menurut International Standard Statistical and
Calssification of Fishing Gear (ISSCFG) Bubu termasuk kelompok Alat Perangkap.
Menurut
BPPI (1996), alat tangkap bubu lebih cocok dioperasikan di perairan dangkal,
berkarang clan berpasir dengan keadalaman 2-7 m karena umumnya terbuat dari
bambu. Bubu diletakkan pada celah karang untuk menghadang ikan yang keluar dari
celah karang clan posisi mulutnya harus menghadap ke hilir mudik ikan yang
berada di perairan karang.

Cara pertama, bubu
dipasang secara terpisah (umumnya bubu berukuran besar), satu bubu dengan satu
pelampung. Cara kedua dipasang secara bergandengan (umumnya bubu ukuran kecil
sampai sedang) dengan menggunakan tail utama, sehingga cara ini dinamakan "longline
trap". Untuk cara kedua ini dapat dioperasikan beberapa bubu sampai
puluhan bahkan ratusan bubu. Biasanya dioperasikan dengan menggunakan kapal
yang bermesin serta dilengkapi dengan katrol. Tempat pemasangan bubu dasar
biasanya dilakukan di perairan karang atau diantara pemasangan bubu dasar
biasanya dilakukan di perairan karang atau diantara karang-karang atau
bebatuan.
Menurut Martasuganda (2002), waktu pemasangan (setting)dan pengangkatan (hauling) ada yang dilakukan pagi
hari, siang hari, sore hari, sebelum matahari tenggelam. Lama perendaman bubu
di perairan ada yang hanya direndam beberapa jam, ada yang direndam satu malam,
ada juga yang direndam tiga sampai dengan empat hari.
Komentar
Posting Komentar